Sabtu, 18 Mei 2013

Kata Orang Ini Negara Surga


 Saya sudah lupa kapan terakhir kali saya cinta hidup di Indonesia, teringat dengan pertemuan pertama saya dengan sebuah dosen hukum yang kali itu mengajar mata kuliah umum PKN (Pendidikan Kewarganegaraan)di jurusan saya. Sebuah pertanyaan kecil yang dia lemparkan kepada kami, “Apa yang kamu banggakan sebagai bangsa Indonesia?” lalu, satu-persatu mulailah dia beberkan budaya masyarakat Indonesia yang “doyan” korupsi, pemalas, rajin membolak-balikan fakta, hukum sangat mudah dibeli, kemiskinan merajalela, tidak disiplin, pendidikan rendah, kriminalitas tinggi, respon lambat.  Maksud dari respon lambat adalah kalau sesuatu sudah di klaim bangsa lain sebagai warisan atau hak paten Negara tersebut, baru Negara ini akan merespon keras. Woy selama ini kemana aja? Saat itu saya spontan menjawab “Bangga sama alam Indonesia pak, keren!”. Si bapak lagsung menjawab, ”benar juga kamu, tetapi  yang menciptakan alam yang indah kan Tuhan, kenapa kita yang bangga? Justru bangsa ini malah merusak alam tersebut”. Aku manggut-manggut tanda setuju dengan bapak. Mulailah saya mempertanyakan kebanggaan saya sendiri akan bangsa ini.
 
 

Bagi sebagian orang hidup di negara ini kadang bisa menjadi anugerah. Hah ? Masih adakah yang berfikir seperti itu?  Ya, semua orang tahu betapa beruntungnya Indonesia dengan iklim tropisnya, sepanjang tahun tidak perlu merubah ketebalan baju yang kita pakai, tidak butuh mesin penghangat tubuh saat musim dingin, tidak perlu sepatu boot untuk berjalan di salju, tidak perlu juga “ngungsi” ke Negara lain karena panasnya tempat tinggal saat kemarau, bunga-bunga terus bermekaran sepanjang tahun tanpa perlu musim semi. Dan apa kamu masih ingat pepatah nenek moyang kita? “jika kamu tancapkan tongkat, tongkat itu akan  tumbuh menjadi tanaman”.  Kata orang ini negara surga, tetapi aku tidak tahu kapan terakhir kali negara ini disebut “surga”, mungkin saat itu aku belum lahir. Sebenarnya banyak hal baik yang diwariskan oleh pendahulu bangsa ini, mulai dari semangat juang yang tinggi dan keberanian melawan para penjajah, budaya ramah dan santun kepada semua orang, dan juga gotong-royong  yang mendarah daging.Taukah kalian? Bahwa dahulu jika ada seseorang yang ingin mendirikan bangunan, maka dengan senang hati para tetangga akan berdatangan saling bahu-membahu mengerjakan bersama hingga bangunan itu selesai.

Negara ini memang terlalu banyak anomali, mulai dari pelajar yang hobi menyontek, pengusaha yang curang, hakim yang tidak jujur, pemerintah korup, bangga merek luar negeri,  jarang saya temukan bangsa ini yang bangga produk dalam negeri. Mereka asik dengan lagu-lagu barat yang belum tentu mengerti artinya, heboh mengumumkan ke seluruh tetangga tentang tas yang langsung dibeli dari Eropa, atau bahkan anti dengan makanan tradisional. Mereka justru bangga dengan fast food. Padahal  jika ditinjau dari segi medis justru fast food menjadi penyebab berbagaimacam penyakit. Bangga kok sama sumber penyakit toh? Dan satu lagi yang paling penting, bangsa ini sangat mudah terprovokasi dalam berbagai hal, mulai dari agama, suku, adat, bahkan partai sekalipun. Memang faktanya negara ini adalah negara heterogen, lebih dari 400 suku ada di negara ini dengan hukum adat dan kebiasaan tersendiri, jadi sah-sah saja jika sesekali ada perpecahan. Namun, tidak dapat dipungkiri, selain tingkat keegoisan yang tinggi dari individu masyarakat bangsa ini, ada faktor pendidikan rendah yang berdampak masyarakat tidak  bisa berfikir dengan kritis. Kebanyakan masyarakat  menelan mentah-mentah informasi  dari  pihak provokator yang tidak bertanggung jawab.  Itulah penyebab sering terjadi perpecahan dalam negara surga ini.  Wajarlah orang berduit dan pintar pergi jauh dari negara ini, mungkin mereka sudah muak dengan kebobrokan yang semakin sistemik di negara ini.

Semakin lama saya semakin sadar betapa makin terkikisnya fondasi bangsa ini. Di mana Bhineka Tunggal Ika yang dahulu negara ini banggakan? Masihkah Pancasila menjadi landasan bangsa ini? Semoga kenikmatan yang telah di berikan Tuhan pada bangsa ini tidak di cabut karena murka dengan sikap penduduk bangsa ini dan juga semoga warisan keluhuran budi leluhur kita tidak akan menjadi kenangan semata.

6 komentar:

  1. semoga waktu menjadi guru untuk setiap keterbatasan negeri ini..

    merdeka!!

    **perlu pembenahan massal, soal pancasila dan bhineka tunggal ika.. dasar-dasar negara banyak yang menyimpang dari norma-norma agama.. sebagai Muslim, saya dukung tegaknya khilafah sebagai sumbu politik, perlindungan, kemanusiaan, hukum dan juga martabat..

    BalasHapus
    Balasan
    1. penting banget bang emang pembenahan, tp terlalu banyak yg haru dibenahkan. untuk sekarang mungkin dari hal kecil dulu dan dari diri sendiri seperti kedisiplinan, kesopanan, dsb

      Hapus
  2. orang bilang tanah kita tanah syurga. Tongkat, kayu dan batu jadi tanaman...
    keren :)
    LANJUTKAN!
    (y)

    BalasHapus
  3. pada kalimat terakhir terlalu banyak kata-kata "ini"... soal eyd. yang lain pas.

    BalasHapus