Saya sudah lupa kapan terakhir kali
saya cinta hidup di Indonesia, teringat dengan pertemuan pertama saya dengan
sebuah dosen hukum yang kali itu mengajar mata kuliah umum PKN (Pendidikan
Kewarganegaraan)di jurusan saya. Sebuah pertanyaan kecil yang dia lemparkan
kepada kami, “Apa yang kamu banggakan sebagai bangsa Indonesia?” lalu,
satu-persatu mulailah dia beberkan budaya masyarakat Indonesia yang “doyan”
korupsi, pemalas, rajin membolak-balikan fakta, hukum sangat mudah dibeli, kemiskinan
merajalela, tidak disiplin, pendidikan rendah, kriminalitas tinggi, respon
lambat. Maksud dari respon lambat adalah
kalau sesuatu sudah di klaim bangsa
lain sebagai warisan atau hak paten Negara tersebut, baru Negara ini akan
merespon keras. Woy selama ini kemana
aja? Saat itu saya spontan menjawab “Bangga
sama alam Indonesia pak, keren!”. Si bapak lagsung menjawab, ”benar juga kamu, tetapi yang menciptakan alam yang indah kan Tuhan,
kenapa kita yang bangga? Justru bangsa ini malah merusak alam tersebut”.
Aku manggut-manggut tanda setuju dengan bapak. Mulailah saya mempertanyakan
kebanggaan saya sendiri akan bangsa ini.
Bagi sebagian orang hidup di negara
ini kadang bisa menjadi anugerah. Hah ? Masih
adakah yang berfikir seperti itu? Ya, semua orang tahu betapa beruntungnya
Indonesia dengan iklim tropisnya, sepanjang tahun tidak perlu merubah ketebalan
baju yang kita pakai, tidak butuh mesin penghangat tubuh saat musim dingin,
tidak perlu sepatu boot untuk
berjalan di salju, tidak perlu juga “ngungsi” ke Negara lain karena panasnya
tempat tinggal saat kemarau, bunga-bunga terus bermekaran sepanjang tahun tanpa
perlu musim semi. Dan apa kamu masih ingat pepatah nenek moyang kita? “jika
kamu tancapkan tongkat, tongkat itu akan
tumbuh menjadi tanaman”. Kata
orang ini negara surga, tetapi aku tidak tahu kapan terakhir kali negara ini
disebut “surga”, mungkin saat itu aku belum lahir. Sebenarnya banyak hal baik
yang diwariskan oleh pendahulu bangsa ini, mulai dari semangat juang yang
tinggi dan keberanian melawan para penjajah, budaya ramah dan santun kepada
semua orang, dan juga gotong-royong yang
mendarah daging.Taukah kalian? Bahwa dahulu jika ada seseorang yang ingin
mendirikan bangunan, maka dengan senang hati para tetangga akan berdatangan
saling bahu-membahu mengerjakan bersama hingga bangunan itu selesai.
Negara ini memang terlalu banyak
anomali, mulai dari pelajar yang hobi menyontek, pengusaha yang curang, hakim
yang tidak jujur, pemerintah korup, bangga merek luar negeri, jarang saya temukan bangsa ini yang bangga
produk dalam negeri. Mereka asik dengan lagu-lagu barat yang belum tentu
mengerti artinya, heboh mengumumkan ke seluruh tetangga tentang tas yang
langsung dibeli dari Eropa, atau bahkan anti dengan makanan tradisional. Mereka
justru bangga dengan fast food. Padahal
jika ditinjau dari segi medis justru fast food menjadi penyebab berbagaimacam
penyakit. Bangga kok sama sumber penyakit
toh? Dan satu lagi yang paling penting, bangsa ini sangat mudah
terprovokasi dalam berbagai hal, mulai dari agama, suku, adat, bahkan partai
sekalipun. Memang faktanya negara ini adalah negara heterogen, lebih dari 400
suku ada di negara ini dengan hukum adat dan kebiasaan tersendiri, jadi sah-sah
saja jika sesekali ada perpecahan. Namun, tidak dapat dipungkiri, selain tingkat
keegoisan yang tinggi dari individu masyarakat bangsa ini, ada faktor
pendidikan rendah yang berdampak masyarakat tidak bisa berfikir dengan kritis. Kebanyakan
masyarakat menelan mentah-mentah
informasi dari pihak provokator yang tidak bertanggung jawab.
Itulah penyebab sering terjadi
perpecahan dalam negara surga ini. Wajarlah
orang berduit dan pintar pergi jauh dari negara ini, mungkin mereka sudah muak
dengan kebobrokan yang semakin sistemik di negara ini.
Semakin lama saya semakin sadar
betapa makin terkikisnya fondasi bangsa ini. Di mana Bhineka Tunggal Ika yang dahulu negara ini banggakan? Masihkah
Pancasila menjadi landasan bangsa ini? Semoga kenikmatan yang telah di berikan
Tuhan pada bangsa ini tidak di cabut karena murka dengan sikap penduduk bangsa
ini dan juga semoga warisan keluhuran budi leluhur kita tidak akan menjadi
kenangan semata.
semoga waktu menjadi guru untuk setiap keterbatasan negeri ini..
BalasHapusmerdeka!!
**perlu pembenahan massal, soal pancasila dan bhineka tunggal ika.. dasar-dasar negara banyak yang menyimpang dari norma-norma agama.. sebagai Muslim, saya dukung tegaknya khilafah sebagai sumbu politik, perlindungan, kemanusiaan, hukum dan juga martabat..
penting banget bang emang pembenahan, tp terlalu banyak yg haru dibenahkan. untuk sekarang mungkin dari hal kecil dulu dan dari diri sendiri seperti kedisiplinan, kesopanan, dsb
Hapusorang bilang tanah kita tanah syurga. Tongkat, kayu dan batu jadi tanaman...
BalasHapuskeren :)
LANJUTKAN!
(y)
lanjutkan apa nawra? tanem tongkat? hehe
Hapuspada kalimat terakhir terlalu banyak kata-kata "ini"... soal eyd. yang lain pas.
BalasHapushahaha iya rul baru sadar :)
Hapus