Sabtu 26 Oktober 2013 divisi MnD (Member Ship and
Development) AMSA Unsyiah mengadakan sebuah acara BIMATERIL (Basic Training and
Meeting The Experts for Sharing Experience to Develop Organizing Skill). Hendra
Dwitanto selaku ketua acara BIMATERIL mengungkapkan tujuan dari dilaksanakannya
acara BIMATERIL yaitu untuk meningkatkan kemampuan member AMSA dalam
pengembangan diri dan keorganisasian khususnya dalam bidang kepemimpinan.
Serangkaian acara BIMATERIL dikemas secara aktif dan
menarik berlangsung pada pukul 09.00-16.30 dipimpin oleh pengisi materi dari
team The Leader. Diawali dengan registrasi pada pukul 09.00-09.30
Materi pertama adalah River of Life pada pukul
09.30-11.00 pada materi pertama ini peserta BIMATERIL yang berjumlah sekitar 50
orang terlihat sangat bersemangat. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok yang
membentuk sebuah lingkaran. Dalam kelompok tersebut mereka peserta diminta
untuk menggambarkan kehidupannya dalam selembar kertas mulai dari masa kecil
sampai ke masa depan. Kemudian peserta diminta untuk mempresentasikannya dalam
kelompok tersebut. Menurut salah seorang peserta Orintya Putri Adiyusika, yang biasa disapa Orin ini sangat menyukai
materi pertama. Karena dengan adanya “River of Life” dia menjadi mengetahui perjalanan
kehidupan teman satu organisasinya ini. Dampaknya pun sangat baik, ia menjadi
lebih memahami perjalanan hidup teman-temannya.
Dilanjutkan dengan materi kedua yaitu Project
Management pada pukul 11.00-12.30. Kali ini peserta masih dengan posisi membentuk
kelompok diminta untuk menyelesaikan suatu masalah yang dianggap sulit untuk
diselesaikan secara bersama. Yang diajarkan untuk menyelesaikan masalah ini
dalam beberapa tahap.
Selesai sesi materi kedua, dilanjutkan dengan ISOMA
(Istirahat, Soolat dan Makan) pukul 12.30-14.00.
Lepas ISOMA acara kembali dimulai. Kali ini Materinya tentang Leader Training. Peserta tidak lagi membentuk lingkaran kelompok. Sesi materi ketiga ini diawali dengan menggambar tentang criteria pemimpin yang ideal dimata para peserta. Para peserta juga masih terlihat kreatif, ada yang menggambar orang dengan bohlam diatas kepalanya, ada yang menggambar sosok yang mirip Teuku Umar dan masih banyak lagi. Setelah itu peserta diminta melihat sebuah video dan dilanjutkan dengan sharing tentang pemimpin. Walaupun hari semakin siang, antusias peserta tidak terlihat memudar sedikitpun. Dapat dilihat dari masih bersemangatnya perserta selama sharing pendapat.
Lepas ISOMA acara kembali dimulai. Kali ini Materinya tentang Leader Training. Peserta tidak lagi membentuk lingkaran kelompok. Sesi materi ketiga ini diawali dengan menggambar tentang criteria pemimpin yang ideal dimata para peserta. Para peserta juga masih terlihat kreatif, ada yang menggambar orang dengan bohlam diatas kepalanya, ada yang menggambar sosok yang mirip Teuku Umar dan masih banyak lagi. Setelah itu peserta diminta melihat sebuah video dan dilanjutkan dengan sharing tentang pemimpin. Walaupun hari semakin siang, antusias peserta tidak terlihat memudar sedikitpun. Dapat dilihat dari masih bersemangatnya perserta selama sharing pendapat.
Acara terakhir adalah Leader Game dimulai pukul
15.30 sampai dengan 16.30. Para peserta kembali dibentuk dalam sebuah kelompok,
kemudian diberikan sebuah scenario kasus tentang sebuah daerah yang terisolir
sekaligus rawan bencana alam. Setiap kelompok tersebut diminta untuk
menyelesaikan kasus dalam bentuk miniatur tiga dimensi dalam waktu 15 menit.
Pada games ini tiap kelompok berusaha untuk membuat penyelesaian yang terbaik
untuk di presentasikan. Ide dari setiap kelompok cukup mengesankan. Ada yang
membuat puskesmas keliling, ada yang membuat gedung serbaguna yang didalamnya
bisa untuk mengungsi, memberikan pelayanan kesehatan, dan belajar. Juga ada
yang membuat landasan helicopter dan miniatur relawan.
Setelah materi terakhir yaitu leader game, para
peserta diminta untuk mengeluarkan uang 3000 rupiah dan memberikan uang
tersebut kepada salah satu orang yang paling berjasa kepada masing-masing peserta
di training ini. Banyaknya uang yang didapatkan peserta akan menjadi indicator
bahwa ia disenangi oleh teman-temannya. Dan semakin sedikit uang yang didapat
justru semakin menjadi cerminan untuk para peserta untuk menjadi lebih baik
lagi.