Kamis, 26 September 2013

Anak Rantau



Ketika memutuskan merantau ketika itu pula saya menetapkan untuk belajar hidup jauh lebih mandiri dari sebelumnya.

Menyambung kisah sepeda motor yang kemarin tidak mau menyala, saya sudah curiga ada sesuatu yang salah. Karena begitu tiba-tiba dan nyaris tak ada tanda-tanda kehidupan pada motor saya. Saya berpikir mungkin ada sarafnya yang putus.

Minggu yang begitu padat dengan sederet praktikum, skills lab dan jadwal kuliah, nyaris tidak ada tenanga lagi untuk mendorong motor ke bengkel. Saya memutuskan untuk memakai jasa bengkel resmi untuk mengangkut motor saya dengan mobil pick up untuk di servis di bengkel resmi tersebut.

Selama pengangkutan motor dari depan teras rumah saya, ada tetangga yang memperhatikan dengan penuh tanda tanya. Mungkin dalam pikirannya motor saya akan ditarik karena tidak bisa bayar kredit atau disita karena suatu kasus. Entahlah, saya tidak begitu peduli.

Lagi-lagi karena saya anak kos, saya berharap biaya servis kali ini tidak sampai 300rb atau lebih. Saya takut, karena jika melihat teman saya yang menservis laptop bahkan sampai 700rb, apalagi motor? huft, bisa bangkrut merndadak.

Sesampainya di kasir, abang yang menservis motor saya mengatakan hal yang aneh.

"Sebenernya bukan salah motornya."
"Bukan salah motornya?"
"Hah? maksudnya bang?"
"Iya, ini salah rumahnya"
"...................." bingung
"Jadi motornya, kabelnya di gigit tikus"
"What?"

Saya baru tahu kalau tikus doyan sama kabel motor, setau saya tikus itu makannya sabun.
Seperti cuplikan lagu "Tikus makan sabun"

Yasudah, kali ini saya berpikir, hidup ini memang harus berbagi. Mungkin saya gak pernah kasih sisa makan ke tikus, jadi si tikus dendam sama saya.

Atau, saya berpikir, di rumah kami sekarang, ada 5 sepeda motor, kenapa hanya motor saya yang di gigit tikus? Mungkin karena ada unsur nama saya yang sama dengan tikus. SI TI KUS

Kalau kata Murabbi saya mungkin saya sial karena kurang Tahajud, hmmm bisa jadi bisa jadi

Satu lagi fenomena yang saya temukan setelah merantau, saya jadi tahu cara memancing air jika air mati, atau saya juga punya ilmu kalau keran tidak di tutup bisa masuk angin sehingga air tidak keluar.

Well, kadang-kadang memang sedih menjauh dari zona nyaman kita sendiri ketika bersama orang tua dan semua kebutuhan seolah terpenuhi dengan mudah.

Saya bahkan tidak pernah berpikir jika lampu kamar mati dan dirumah sedang tidak ada orang, saya harus memasang lampu seorang diri. Tidak ada tangga, jadi dengan kreativitas saya menyusun bangku-bangku bagai piramid chearleaders, dan saya berada di puncaknya berharap susunan piramid itu kokoh dan tidak jatuh.

Tetapi memang ada baiknya, merantau membuat saya jauh dari manja dan memicu otak saya untuk mengeluarkan kreativitasnya. Dan ini akan menjadi pengalaman yang teramat berharga. So guys, nikmatin aja ya buat anak rantauan ^^


2 komentar: