Jumat, 13 September 2013

motor merajuk

12-09-2013

Pagi itu langit begitu keabuan untuk beberapa lama kemudian disusul titik-titik halus air hujan. Aku lupa menaruh jas hujan di motor, aku berdoa gerimis berhenti pukul 10.00 ketika aku berangkat ke kampus.

Sebenarnya aku masuk pukul 14.00 tetapi hari ini aku harus datang jauh lebih cepat. Ya, hari itu memang bukan hari biasa, hari itu adalah jadwal praktikum anatomi. Aku tidak ingin sedetik pun terlambat. Rencanaku untuk datang lebih awal juga karena ingin membandingkan apa saja yang teman-temanku pelajari untuk pretest dan posttest praktikum kali ini. Apakah aku belajar terlalu sedikit atau malah terlalu banyak, entahlah.

Alhamdulillah do'aku terkabul, dan cuaca mulai hangat. Perlahan aku keluarkan motor dari dalam garasi. Aku bergegas menyalakan sepeda motor kesayanganku.

Starter pertamaku tidak membuahkan hasil, aku pikir karena standar yang lupa aku naikkan, ternyata tidak. Aku mulai melihat tangki bensin. Isinya masih banyak, bahkan cukup untuk pulang-pergi rumah ke kampus dua hari berturut-turut. Kali ini aku berpikir bahwa akinya yang habis. Saat aku menyalakan klakson motor, bunyinya masih terdengar nyaring. Lalu dimana salahnya? Aku mulai panik.

Aku mendorong sekuat tenaga beat putihku dari garasi ke teras. Karena belum terbiasa, aku harus berjuang  untuk menaikkan standar. Aku terus mencoba menyalakan motor untuk beberapa saat, namun nihil. Motorku sempurna tidak bergeming.

Mungkin karena aku perempuan jadi kurang kuat saat mengengkol motor. Aku mulai meminta bantuan dari  tetangga sebelah untuk menyalakan motor. Usaha mereka sudah cukup keras. Tetapi motorku tetap tidak ada tanda-tanda kehidupan. Akhirnya para tetangga ku menyerah. Aku juga tidak bisa memaksa mereka untuk terus berusaha.

Aku galau, saat itu tidak ada seorangpun dirumah. kakak-kakakku dan sahabatku sudah lebih dulu berangkat ke kampus. Hari itu aku tidak memiliki pulsa sepeser pun sehingga tidak ada yang bisa aku hubungi. Lebih parahnya lagi, rumahku sekarang di pelosok sangat jauh dari angkutan umum. Aku pikir untuk mendorong motor ke bengkel dan menunggu servisnya selesai akan memakan banyak waktu. Apa kabar dengan praktikum anatomi ku? Aku memutuskan meninggalkan motor yang tak bernyawa di depan teras.

Aku mulai memikirkan cara-cara untuk mencapai kampus, minimal mencapai trayek angkutan umum.
1. Meminta tetanggaku mengantar.
2. Menyetop kendaraan yang lewat depan rumah
3. Jalan kaki sampai depan gang.

Setelah memikirkan berbagai pertimbangan, pilihan pertama memiliki banyak kelemahan. Karena aku masih warga baru dan belum kenal dekat dengan tetangga, tidak mungkin seenaknya aku minta tolong. Pilihan kedua juga lemah,  aku tidak berani menyetop sembarangan pengendara motor yang lewat. Akhirnya aku memutuskan untuk maraton ke depan jalan sambil membawa atlas Anatomi yang sangat berat.

Karena cuaca semakin terik dan panas. Aku memutuskan untuk menggunakan payung. Karena sinar ultraviolet di Aceh cukup tinggi dan mudah membakar kulit.

Aku menyemangati, dan menyuruh diriku sendiri untuk bersabar lalu memulai jalan kaki sambil membuka payung.

Salahnya diriku, selain panas membakar, aku kurang mengantisipasi akan angin badai yang sering melanda kota ini. Walhasil angin kencang serta gumpalan debu yang beterbangan membuat payungku terbalik di tengah perjalanan. Wujudnya sekarang malah menyerupai es krim. Aku berusaha sekuat tenaga membuat payungku kembali ke wujud awal.

Ditengah usaha kerasku, ada seseorang dari jarak yang jauh menoleh ke arahku. Dia menertawaiku dengan keras hingga seluruh rahangnya hampir lepas. Aku mulai geram, ditengah penderitaanku bisa-bisanya Ia tertawa pada orang yang tidak dikenal seperti itu. Payungku hanya terbalik, apanya yang lucu. huh. Aku berusaha tetap stay cool dan melanjutkan perjalanan jauh hingga bertemu lampu merah.

Aku mulai melipat payungku dan menyetop angkutan umum. Aku sudah bisa bernapas lega sambil beristirahat dalam angkutan. Aku memikirkan tindakan dari orang tak dikenal tadi. Namun, ah sudahlah tak ada gunanya marah, ada yang lebih penting untuk aku pikirkan. Ya............ kenapa motorku ngambek disaat genting untuk pertama kalinya?

2 komentar: