
Judul Novel : Pulang
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Penerbit
Jumlah Halaman : 400
Tahun Pertama Terbit : 2015
Novel ini meceritakan berbagai
aspek kehidupan, namun yang menjadi fokus dan yang paling ditonjolkan adalah
aspek politik dan ekonomi. Pengarang mampu menggambarkan aspek-aspek tersebut
ke dalam hal-hal yang sepertinya sudah terjadi dan bersifat nyata bagi
pembacanya, mulai dari perselisihan, pertarungan dan pertempuran, penakhlukan
berbagai wilayah kekuasaan, dan strategi yang harus dicapai dalam
mempertahankan kekuasaan, termasuk kesetiaan serta pengkhianatan dalam
pemerintahan. Jika ditinjau dari aspek ekonomi, beberapa istilah baru yang
dimunculkan oleh pengarang sangatlah menarik dan menambah wawasan pembaca, seperti
shadow economy, cash cow, insider trading, triad, yakuza,dan electronic money.
Bujang, tokoh utama yang berasal
dari keluarga sederhana dan hidup di daerah terpencil dengan kedua orangtua.
Mamak yang selalu bersikeras mengajarinya agama dan Bapak yang selalu melarang
apapun yang berbau agama. Dan kemudian menjadi orang besar, terkenal dengan
julukan Si Babi Hutan dikarenakan kegesitannya membunuh babi hutan tinggi besar
saat mengawani Tauke Besar berburu di hutan, yang tak lain adalah sosok yang
sangat dihormati oleh Bapaknya disaat Bapaknya menjadi tukang pukul yang
diandalkan dan sangat disegani setelah ia berada di lingkungan Tauke Besar,
Keluarga Tong. Ia menjadi sosok yang kuat, gagah, berani, dan cerdas dalam
berbagai hal. Ia juga mempunyai guru hebat yang mengajarinya banyak hal, Frans
yang selalu mengurusi pendidikannya, Kopong yang mengajarinya berlatih fisik,
Salonga yang mengajarinya perihal menembak, dan Guru Bushi yang ahli dalam
melempar shuriken dan memainkan
samurai. Terlepas dari hal itu,
Bujang juga memiliki sahabat, yakni Basyir yang pada akhirnya berkhianat pada
Keluarga Tong, Yuki dan Kiko si kembar cucu Guru Bushi, White putra dari Frans
yang merupakan mantan kemiliteran, Parwez yang dipercaya Keluarga Tong dalam
mengurusi bisnis dan Edwin si pilot yang selalu terlibat dalam peperangan
ketika Bujang, si kembar, dan White melancarkan aksinya.

Saat pengkhianatan Basyir, Bujang
dan kawan-kawan terdesak dalam pertempuran dan mengharuskannya pergi
meninggalkan markas keluarga Tong melalui lorong rahasia yang sengaja dibangun
atas usulan Kopong. Sampai bertemulah ia dengan Tuanku Imam yang memberinya
pertolongan dan pemahaman agama, sedangkan Tauke Besar meninggal. Sejak saat
itu, Bujanglah yang kemudian meneruskan perjuangan sebagai Tauke Besar dan
kembali merebut pemerintahan Keluarga Tong dari tangan Basyir. Bujang
memenangkan pertempuran dengan mengandalkan orang-orang terdekatnya dan
Keluarga Tong yang masih setia dibawah pimpinan Togar. Detik-detik
dikalahkannya Basyir oleh Bujang itulah yang membuat Bujang mengerti bahwa pulang
yang dimaksud selama ini merupakan pulang pada hakikat kehidupan itu sendiri.
Kelebihan Novel
Novel ini berhasil membuat pembaca
seolah-olah berada dalam setiap penggalan kisah yang diceritakan oleh
pengarang. Penggalan demi penggalan mampu tervisualisasikan oleh pembaca dengan
sendirinya, baik itu keadaan tokoh dan keadaan sekitar tokoh. Banyak inspirasi
dan motivasi yang dapat diambil dari novel Pulang ini. Selain itu, novel ini
tidak hanya sebagai hiburan bagi pembacanya, namun juga menambah wawasan dan
ilmu-ilmu baru.
Kekurangan Novel
Alur cerita yang disajikan
terlalu rumit untuk dihubungkan sehingga pembaca harus menganalisa terlebih
dahulu cerita mana yang dimaksudkan oleh pengarang pada bagian-bagian
berikutnya. Alur yang disajikan juga terkadang membuat ketidakpahaman sehingga
pembaca harus membaca ulang bagian yang dimaksud.